Jakarta, Kompas.com - Angka beberapa jenis penyakit infeksi yang umum diderita masyarakat, seperti diare, tifus dan disentri mayoritas disebabkan oleh air minum yang tercemar bakteri Escherichia coli, yang berasal dari tinja manusia dan hewan. Selain mencemari air atau makanan, bakteri ini juga bisa mengontaminasi alat-alat makan yang dicuci dengan air yang juga tercemar.
Walaupun sabun yang dipakai untuk mencuci piring bisa membunuh bakteri, ternyata jika alat makan itu dibilas dengan air yang tercemar E.coli, bakterinya tetap bisa masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan penyakit.
"Karena itu sebaiknya alat makan dicuci dan dibilas dengan air yang bersih dan bebas cemaran," kata Dr.Budi Haryanto, MSc, pakar lingkungan dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia di acara media edukasi mengenai pencemaran air di Jakarta (2/9/10).
Beberapa penelitian juga menunjukkan, penggunaan air yang tercemar E.coli akan meningkatkan risiko diare pada bayi dan balita hingga empat kali lipat. Untuk mengurangi kontaminasi bakteri, Budi menyarankan agar alat-alat makan selalu dicuci di bawah air yang mengalir. "Hindari mencuci dan membilas piring atau gelas di wadah air yang sudah dipakai berkali-kali," katanya.
Selain itu, untuk mematikan kuman dan bakteri, kita juga bisa mengeringkan alat-alat makan yang sudah dicuci dengan lap bersih. "Jangan gunakan alat makan yang masih basah karena bakterinya mungkin masih hidup," urainya. Cara tradisional seperti menjemur dan mengeringkan alat makan yang sudah dicuci di bawah sinar matahari juga bisa dipakai.
Namun untuk industri atau jasa boga, sanitasi alat-alat makan dilakukan dengan memasukkannya ke dalam oven supaya pemusnahan mikroba lebih maksimal. "Kalau untuk di rumah atau keperluan rumah tangga, mungkin bisa dibilas dengan air panas," kata Dr.Ratih Dewanti-Hariyadi, dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari IPB.
Selain saat pencucian, Ratih menyarankan agar cara penyimpanan alat makan menjadi perhatian. "Simpan alat-alat makan yang sudah dicuci dan dikeringkan di tempat yang bersih, tidak terjangkau hewan atau serangga," katanya.
Walaupun sabun yang dipakai untuk mencuci piring bisa membunuh bakteri, ternyata jika alat makan itu dibilas dengan air yang tercemar E.coli, bakterinya tetap bisa masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan penyakit.
"Karena itu sebaiknya alat makan dicuci dan dibilas dengan air yang bersih dan bebas cemaran," kata Dr.Budi Haryanto, MSc, pakar lingkungan dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia di acara media edukasi mengenai pencemaran air di Jakarta (2/9/10).
Beberapa penelitian juga menunjukkan, penggunaan air yang tercemar E.coli akan meningkatkan risiko diare pada bayi dan balita hingga empat kali lipat. Untuk mengurangi kontaminasi bakteri, Budi menyarankan agar alat-alat makan selalu dicuci di bawah air yang mengalir. "Hindari mencuci dan membilas piring atau gelas di wadah air yang sudah dipakai berkali-kali," katanya.
Selain itu, untuk mematikan kuman dan bakteri, kita juga bisa mengeringkan alat-alat makan yang sudah dicuci dengan lap bersih. "Jangan gunakan alat makan yang masih basah karena bakterinya mungkin masih hidup," urainya. Cara tradisional seperti menjemur dan mengeringkan alat makan yang sudah dicuci di bawah sinar matahari juga bisa dipakai.
Namun untuk industri atau jasa boga, sanitasi alat-alat makan dilakukan dengan memasukkannya ke dalam oven supaya pemusnahan mikroba lebih maksimal. "Kalau untuk di rumah atau keperluan rumah tangga, mungkin bisa dibilas dengan air panas," kata Dr.Ratih Dewanti-Hariyadi, dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari IPB.
Selain saat pencucian, Ratih menyarankan agar cara penyimpanan alat makan menjadi perhatian. "Simpan alat-alat makan yang sudah dicuci dan dikeringkan di tempat yang bersih, tidak terjangkau hewan atau serangga," katanya.